Jujur, ini perjalananku pertama kali naik pesawat dan merupakan perjalanan terjauhku selama umurku 21 tahun. Jam 3.30 bangun, mandi, sempat tahujud kemudian bangunin bang Batu Bara yang akan mengantarkanku ke bandara. Dengan naik motor perjuanganku bang BB mengantarkanku ke bandara juanda. Sebelumnya berhenti sholat shubuh di masjid menuju perjalanan ke Juanda.
Tiba di bandara ja, 5.15, dianter bang BB sampai pintu pemeriksaan utama. Dan aneh bin ajaib, pas masuk, pak satpam, bukan ding tepatnya penjaga pintu masuk tidak meriksa identitas saya, padahal depan dan belakang diperiksa. Saya sih enjoy-enjoy ja bung, semua dah saya bawa, mulai sim, ktp, ktm, kartu perpus, hehe.. buat apa juga kartu perpus. Hehe
Langsung check in, antrinya mak ding 15menit lebih berdiri. Tapi gakpa, langsung dilayani kasir counter Batavia yang seorang mas-mas, beda mas counter samping kanan-kirinya, yang seorang mbak-mbak, hehe.. dicek berapa ransel saya, wedeh ternyata gak nyampe 15 kilo, Cuma 11.5 kilo sobat. Saya kira dah sampe 25 kilo, ternyata, weleh2… langsung bayar pajak bandara 40 ribu, mahal ya, dibanding pajak (peron) stasiun dan terminal paling 200 rupiah saja, paling-paling termahal ya Cuma 1ribu. Ya iyalah, bandara dibandingkan stasiun dan terminal, paklek2.
Langsung cari gate 1, pintu masuk ke Batavia. Karena belum jam 06, duduk-duduk di ruang tunggu. Wedeh itu dia pesawat Batavia yang bakal jai pesawat pertamaku. Langsung deh ambil kamera, ni kamera kemarin pinjam murabbi saya, mas bah, pinjam ya mas , mhon di ikhlaskan. Hehe.. setelah menunggu tiba deh panggilan gate 1 batavia, langusng cabut dan pemeriksaan barang2. Ya, yang ini ketat banget, tapi gak papa. Kan saya gak bawa senjata api apalagi narkoba, buat apa juga, hehe.
Weh… ini dia pesewat yang bakal saya tumpangi. Langsung naik tangga dan cari tempat duduk 12E, seat ku kawan. Duduk tetang, kanan kiri bapak dan mas-mas. Chess… penerbangan pertamaku, keren.. melihat gedung-gedung kecil yang banget kawan, hmhm,,, kalo gini jadi sadar deh. Buat apa diri ini sombong, gumede dan merasa paling… gak ada apa-apanya rek. Diri ini kecil.
Lama kelamaan Cuma terlihat awan-awan ja, sedikit mulai bingung mau ngapain. Tiba-tiba pramugari datang membawa dua biji roti plus air putih botol kecil, langsung dah santap, la dari pagi belum sarapan. Beberapa menit kemudian datang lagi, nawari kopi, teh anget dan susu. Yah lumayan pikirku, gratisan , hehe. (Sebenarnya gak) kan dah bayar tiket yang hamper 700 ribu (termasuk murah jika dibandingkan punya temen2ku yang lain). Alhamdulillah,..
Tiba di bandara di jemput mas catur dan dua adik kecil, wah ini pasti keponakannya mas catur si angga dan so hendra. Langsung deh dengan motor menuju ke rumahnya tantenya mas catur. Nah, ketika mau keluar bandara , ini yang membuat saya terkejut. Ketika pemeriksaan karcis to pergi dari parkiran motor bandara, tidak menggunakan STNk, langsung bayar 1000 rupiah dan langsung tancap. Ternyata, usut di usut disini STNK gak laku, batam batam , mungkin dah ketularan Singapura.
Kedua, ini yang saya suka. Kalau di Surabaya ketika lampu merah, batas zebra cross pasti dah gak terlihat. Disini, tertib banget. Motor dan mobil gak ada yang melempui zebra cross, wedeh2… jalannya bagus banget aspalnya, walauan naik turun jalanya, aspalnya bagus bang, lurus, sepi dan udaranya itu lho. Masih terasa segar rek.
Tiba di rumah disambut Oma, Etek dan bang Agrow. Mantep deh keluarganya mas catur, baik- baik banget. Krasan saya disini rek,, trimkash Oma, Etet, Bang catur, agrow, Dik Hendra dan Dik Angga , oya dan satu lagi bang BB juga, trimkash.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar