Penjelasnnya
enak, dr Wira banyak memberikan perumpamaan sederhana supaya kami paham. Intinya,
untuk pencegahan utama bagi kita yg
sehat atau belum terindikasi adanya virus corona, adalah yang pertama, sering
cuci tangan menggunakan sabun, atau jika tidak ada pakai hand sanitizer, kedua
tidak sering atau malah jangan biasakan mengusap wajah dengan tangan.
Dokter asal Aceh
ini menjelaskan detail kecenderungan manusia mengusap wajahnnya, berapa persen
mengusab mata, hidung, pipi, mulut selama sekian waktu tertentu beliau
jelaskan, sayang saya tidak mencatatnya.
Karena virus
ini masuk ke tubuh kita melalui alat pernafasan atas, hidung dan mulut. Namun juga
ada info riset yang mengatakan dapat juga melalui mata.
Kenapa cuci
tangan, nah virus ini biasanya menempel di tangan kita, tangan kita
ngusap-ngusap muka entah hidup, mulut, atau mata. Lewat situ virus masuk ke
tubuh kita dan masuk paru-paru.
Dr Wira saat
ini sedang mengambil pendidikan S3 di Juntendo University Tokyo Jepang, ia mengatakan
bahwa virus ini hanya bisa berkembang di paru-paru. Kalau tidak salah, virus
itu mempunyai kaki untuk menempel dan memperbanyak diri, tempat yang cocok bagi
virus ini untuk kakinya menempel hanya di paru-paru. Oleh karena itu, yang
menjadi gejala adalah yang berhubungan dengan pernafasan.
Lalu bagaimana
dengan memakai masker, masker wajib bagi yang menderita. Supaya apa, ketika ia
batuk, bersih, pilek. Cairan yang keluar bareng itu tidak kemana-mana, karena
cairan itulah jalan virus keluar dari tubuh penderita dan kemudian menyebar. Di
cairan itu ada virus coronanya.
Virus ini kalau
di suhu dingin dan kering seperti di sub tropis kayak Jepang, China, Korea, Taiwan
dan sekitarnya bisa bertahan sampai 5 hari setelah keluar dari tubuh penderita.
Misal penderita bersin, kemudian cairan yang keluar ketika bersin menempel di pegangan-pegangan,
meja, besi, kayu dan lain-lain. Kemudian kita menyentuk meja itu, di tangan
kita nempel si virus, kemudian kita megang mulut dan hidung, ya wassalam.
Dr wira sebenarnya
menjelaskan nama virus ini, karena ada banyak virus corona dan yang ini beda
dengan virus corana sebelumnya, belum pernah ditemukan sebelumnya. Sehingga vaksinnya
juga belum ada. Kata beliau, vaksin yang sedang dibuat sudah berhasil diujikan
pada hewan uji, sekarang sedang diujikan ke manausia. Namun karena saya juga
tidak tahu corona yang lain, saya anggap kata ‘’corona’’ itu ya virus yang saat
ini terjadi. Supaya simple, terutama bagi orang awam istilah virus seperti
saya.
Ada teman
yang tanya, kan di China sudah banyak yang dinyatakan sembuh. Kenapa tidak
dibuat vaksin dari yang seembuh itu. Dokter Wira mengungkapkan, vaksin yang
dibuat dari imun seseorang tidak bisa digunakan ke orang lain, karena memiliki
stuktur DNA atau RNA yang beda. Sehingga jika ingin membuat vaksin ya mengacu
dari virusnya.
Lalu bagaimana
dengan memakai masker. Dokter yang pernah ambil S2 di Taiwan ini menyebutkan, memakai
masker malah bahaya kalau tidak paham cara menggunakannya. Pertama, masker
bedah yang umum kita pakai hanya aman digunakan selama 6 jam. Kedua, kita dilarang
memegang bagian depan masker, yang saringan awal, karena disana sarang kuman dari
luar tersaring.
Memakai
masker wajib bagi yg terindikasi, supaya tidak menularkan ke yang lain.
Saya tanya, apakah benar virus ini hanya mematikan orang yang sudah tua dan memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan paru-paru. Dr Wira menjawab, ini berhubungan dengan kekebalan tubuh atau sistem imum. Semakin tua, kekebalan tubuh semakin turun. Hal ini mungkin bisa menjadi penyebab hal itu. Demikian juga anak-anak yang rentan terhadap penyakit, karena sistem imumnya belum kuat.
Saya tanya, apakah benar virus ini hanya mematikan orang yang sudah tua dan memiliki riwayat penyakit yang berhubungan dengan paru-paru. Dr Wira menjawab, ini berhubungan dengan kekebalan tubuh atau sistem imum. Semakin tua, kekebalan tubuh semakin turun. Hal ini mungkin bisa menjadi penyebab hal itu. Demikian juga anak-anak yang rentan terhadap penyakit, karena sistem imumnya belum kuat.
Kenapa di
Indonesia belum terdeteksi adanya penderita corona. Mungkin karena cuaca panas
dan lembab, hal itu bisa jadi membuat penyebaran virusnya tidak cepat atau
virusnya tidak bertahan lama ketika keluar tubuh manusia. Namun belum ada
penelitian tentang ini. Mungkin juga virusnya sulit dapat izin masuk Indonesia,
kata salah satu postingan teman di medsos. Atau orang Indo sudah memiliki
antibodinya, darimana? dari micin dan mie instan, kata netizen lain.
Jika dibandingkan
dengan virus SARS beberapa tahun lalu yg juga dari China, memang prosentasi kematian
penderitanya banyakan SARS. Artinya, misal dari 100 persen orang menderita, yang
wafat ada 10 persen, kalau corona yang sekarang dari 100 persen, yang meninggal
2 persen.
Namun, jumlah penderitanya SARS dan corona beda jauh,
banyakan corona. SARS dulu, begitu ketahuan siapa yang menderita langsung diisolasi
dengan cepat, siapa siapa yang berhubungan dengan penderita, langsung ketahuan.
Sehingga penyebarannya bisa ditahan. Akhirnya penderita sedikit.
Corona yang
sekarang ini beda, penyebarannya cepat karena pas musim mudik, tahun baru Imlek.
Kayak mudik lebaran di Indonesia. Sehingga jumlah penderitanya banyak. Walaupun
prosentasenya sedikit, namun perbandingan jumlah penderita dan yang meninggal
lebih banyak corona pada rentan waktu yg sama, jika dibandingkan dengan SARS.
Kemudian
dibandingkan virus MERS yang pernah terjadi di timur tengah. Kalau virus MERS
yang kena adalah yang makan unta karena lewat unta penyebarannya. Jadi orang Indonesia
yang Haji dan Umroh kok aman-aman saja ketika itu, ya karena tidak makan daging
unta. MERS ini malah 45 persen yang wafat dari 100 persebn penderita.
Dokter wira
juga mengambarkan tentang inkubasi, yaitu proses pembelahan sel-sel virus
corona di tubuh kita, ia bisa membelah karena ketemu tempat yang cocok tadi, di
paru-paru. Ketika sel kita membelah, ia numpang membelah juga. Dr Wira
mengilustrasikan dengan perang, ketika perang yang nyerang pertama angkatan
udara dulu supaya membuka jalan bagi angkatan darat, melebarkan gang yang
sempit dan membuka jalan baru.
Sama dengan
tubuh kita, ketika virus mulai berkembang di paru-paru. Imun tubuh kita
mengeluarkan sebuah zat, saya lupa namanya, itu berfungsi seperti angkatan
udara. Angkatan daratnya, antibodi tubuh kita yang melawan virus. Namun zat ini
membawa efek buruk juga, yang gejalanya, gangguan pernafasan itu, sulit nafas
dan kekurangan oksigen, karena oksigen dalam darah tidak bisa bertukar dengan
yang baru. Yang kita hirup tidak bisa digunakan dalam tubuh, karena ada sesuatu
yang bocor akibat zat itu.
Beliau juga
menjawab tentang dokter di Surabaya yang konon menemukan obat/ vaksin virus corona,
yaitu rempah-rempah. Namun beliau punya
pendapat berbeda, karena rempah-rempah
itu fungsinya menghambat kerja zat tadi, supaya angkatan udaranya tidak kerja
berlebihan. Bukan melawan virus corona.
Dokter Wira (memakai kacamata)
Tulisannya mudah dipahami....
BalasHapusCie... Xie Xie
HapusTerima kasih informasinya...mudah dipahami...
BalasHapusAlhamdulillah
HapusBet365.com is your online gambling destination - BaJAON.NET
BalasHapusBet365.com is your online gambling destination - BaJAON.NET. 바카라사이트casinopan Discover the 벳 인포 해외 배당 흐름 latest w88 login and greatest offers. Bet365.com allows you 피망 슬롯 to earn 포커 페이스 your living