Tulisan ini pernah dimuat di http://its.ac.id/berita.php?nomer=8713
Rasa kepedulian (memberi perhatian) sangat erat dengan kepemimpinan, saya menggagap care dan leader bagaikan pinang dibelah dua, artinya kedua hal tersebut sangatlah berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Saya berani mengatakan seperti itu, setelah mengamati dan menelisik lebih dalam kebiasaan beberapa pemimpin besar di zamannya. Mungkin kita pernah dengar cerita Umar bin Khattab yang tiap malam keliling negerinya untuk melihat kondisi rakyatnya, atau mungkin pernah mendengar Sidharta Gautama yang rela keluar istana (kebiasaan langka yang dilakukan bangsawan ketika itu) untuk melihat kondisi real rakyatnya, bahkan setelah itu ia rela tak kembali ke rumah megahnya karena ingin merasakan bagaimana menjadi seorang rakyat jelata.
Masih banyak lagi kisah perhatian seorang pemimpin ke rakyatnya, seperti kisah Nabi Muhammad yang rela setiap pagi menyuapi makan seorang nenek tua, walapun ia selalu menghina dan menghujatnya, ataupun kisah seorang salah satu Presiden negara di Timur Tengah yang setiap pagi menyalami setiap pegawai istana yang ia temui. Dan ratusan kisah lainnya yang menggambarkan perbandingan linier antara pemimpin dan kepedulian, artinya semakin besar pemimpin seharusnya semakin memperhatikan hal-hal yang sangat kecil.
Saya menemui dua hal kecil kebiasaan seorang pemimpin besar yang mungkin luput dari perhatian kita, yakni memanggil anak buahnya dengan namanya dan mengucapkan terima kasih. Ya, memang kedua hal itu sepele. Namun setelah saya telisik lebih dalam apa hubungannya memanggil nama seseorang dan ucapan terima kasih dengan loyalitas dan kesetian, saya menemukan bahwa kedua hal tersebut saling mempengaruhi.
Penelitian yang dipublikasikan di Psychological Science melihat efek ucapan terima kasih terhadap kekuatan komunal, tingkat tanggung jawab yang dirasakan seorang teman atau anak buah kepada yang lain. Dan hasilnya, ucapan terima kasih menguatkan hubungan dan membuat orang percaya dan puas dengan orang yang mengucapkannya.
Selan itu, Hasil riset menunjukan, mengucapkan terima kasih, tak hanya membantu orang yang menerima ucapan itu, namun juga yang mengucapkannya. Ucapan itu juga mampu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan dalam bersikap saat menjalani sebuah hubungan sosial.
Lalu bagaiamana dengan memanggil seseorang dengan namanya. Seorang psikolog besar, Daniel Carnegie berkata, nama seseorang bagi seseorang yang memiliki nama tersebut adalah kata-kata yang paling merdu dan indah di telinga orang tersebut.
Masih banyak lagi kisah perhatian seorang pemimpin ke rakyatnya, seperti kisah Nabi Muhammad yang rela setiap pagi menyuapi makan seorang nenek tua, walapun ia selalu menghina dan menghujatnya, ataupun kisah seorang salah satu Presiden negara di Timur Tengah yang setiap pagi menyalami setiap pegawai istana yang ia temui. Dan ratusan kisah lainnya yang menggambarkan perbandingan linier antara pemimpin dan kepedulian, artinya semakin besar pemimpin seharusnya semakin memperhatikan hal-hal yang sangat kecil.
Saya menemui dua hal kecil kebiasaan seorang pemimpin besar yang mungkin luput dari perhatian kita, yakni memanggil anak buahnya dengan namanya dan mengucapkan terima kasih. Ya, memang kedua hal itu sepele. Namun setelah saya telisik lebih dalam apa hubungannya memanggil nama seseorang dan ucapan terima kasih dengan loyalitas dan kesetian, saya menemukan bahwa kedua hal tersebut saling mempengaruhi.
Penelitian yang dipublikasikan di Psychological Science melihat efek ucapan terima kasih terhadap kekuatan komunal, tingkat tanggung jawab yang dirasakan seorang teman atau anak buah kepada yang lain. Dan hasilnya, ucapan terima kasih menguatkan hubungan dan membuat orang percaya dan puas dengan orang yang mengucapkannya.
Selan itu, Hasil riset menunjukan, mengucapkan terima kasih, tak hanya membantu orang yang menerima ucapan itu, namun juga yang mengucapkannya. Ucapan itu juga mampu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan dalam bersikap saat menjalani sebuah hubungan sosial.
Lalu bagaiamana dengan memanggil seseorang dengan namanya. Seorang psikolog besar, Daniel Carnegie berkata, nama seseorang bagi seseorang yang memiliki nama tersebut adalah kata-kata yang paling merdu dan indah di telinga orang tersebut.
Selain membuat orang lain senang, ada efek balik pada diri kita. Dengan memanggil nama tersebut, maka akan membuat hati kita nyaman untuk berbicara dengan orang tersebut dan sadar atau tidak maka orang tersebut akan cepat akrab dengan kita.
Terakhir, mengutip salah satu kalimat seorang guru besar pada zamannya, ketika muridnya bertanya; ''Wahai Guru, berilah pesan kepadaku jika nanti aku menjadi orang besar?.''
Terakhir, mengutip salah satu kalimat seorang guru besar pada zamannya, ketika muridnya bertanya; ''Wahai Guru, berilah pesan kepadaku jika nanti aku menjadi orang besar?.''
Dengan bijak sang guru menjawab, ''Wahai anakku, sesungguhnya sesuatu yang besar dimulai dari yang kecil, jangan lupakan itu''.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar