Minggu, 14 Oktober 2018

Suasana Akademik Kampus di Taiwan

Saya hanya merasakan suasana akademik di salah satu kampus di Taiwan dan salah satu jurusan di kampus tersebut. Tiap kampus atau jurusan mempunyai suasana akademik berbeda, namun hasil diskusi singkat dengan berbagai teman di kampus yang berbeda jurusan, termasuk dengan teman yang berbeda kampus di Taiwan, suasana akademik kampus di Taiwan secara umum hampir sama.

Pemilihan profesor
Hal ini adalah yang paling penting dan akan kita lakukan pertama kali di kampus. Profesor seperti dosen wali, bos projek merangkap pembimbing tesis/disertasi kita. Keberhasilan, kelancaran dan keberlangsungan kuliah kita disini sangat dipengaruhi profesor kita. Semua administrasi akademik dan beberapa urusan non akademik di kampus harus mendapat persetujuan professor. Jika ingin mengambil, menambah dan mendrop kuliah meminta izin professor. Jika ingin mendapat work permit card untuk kerta part time harus tanda tangan professor. Jika ingin mendapatkan uang tambahan projek juga bisa menghubungi professor.

Pemilihan professor juga harus dilakukan selambatnya maksimal dua bulan setelah tiba di kampus , lama durasinya mungkin berbeda tiap jurusan dan kampus. Namun intinya semakin cepat semakin bagus. Setiap professor mempunyai laboratorium masing-masing, setelah kita mendapat professor kita akan mendapat meja kursi dan computer di lab. Di lab inilah kita akan menghabiskan banyak waktu selama menjadi mahasiswa.

Lab meeting
Lab meeting merupakan pertemuan mingguan semua anggota lab dengan professor. Setiap anggota mempresentasikan progress pekerjaan selama satu minggu yang lalu. Profesor dan anggota lab lain akan memberikan pertanyaan dan berbagai saran untuk kemajuan riset atau projek kita. Untuk durasi dan intensitas pertemuan biasanya tergantung profesor, umumnya rutin setiap minggu. Namun ada yang dua minggu sekali, tergantung degan kesibukan profesor masing-masing. Jika dalam lab meeting kita belum puas, kita dapat menghadap secara privasi ke professor.

Jurnal Club
Jurnal club seperti setiap orang presentasi jurnal/ makalah ilmiah yang telah dibacanya. Biasanya jurnal yang dipresentasikan adalah jurnal yang berhubungan riset kita. Jurnal club ini biasanya diikuti oleh semua anggota lab yang dipimpin mahasiswa PhD senior, seminggu atau 2 minggu sekali tergantung kebijakan lab. Profesor kadang hadir, namun keseringan tidak hadir.

Pemilihan mata kuliah/ courses
Mahasiswa graduate atau pasca sarjana yakni S2 dan S3 dibebaskan memilih kuliah yang mendukung penelitiannya. Bahkan ada beberapa profesor yang membebaskan memilih, tidak berhubungan dengan penelitian tidak masalah, yang penting anda dapat lulus kuliah tersebut. Intinya jumlah sarat sks untuk lulus terpenuhi, selesai.

Ada beberapa jurusan yang mewajibkan beberapa mata kuliah tertentu, namun biasanya itu jurusan yang S1 dan S2nya jauh berbeda. Namun itu tidak berlaku untuk S3. Mahasiswa S3 bebas memilih kuliah apapun yang diinginkan dan dimanapun, artinya kita dapat mengambil mata kuliah di jurusan yang berbeda dengan kita. Seperti saya pada semester ini, saya mengambil tiga mata kuliah di tiga jurusan yang berbeda. Itu semua tidak masalah dan diperbolehkan.

Saya kurang paham untuk pemilihan mata kuliah mahasiswa S1, namun yang saya tahu adalah mahasiswa S1 tidak ada skripsi atau tugas akhir. Dan mahasiswa S1 tidak diperbolehkan ngelab. Mereka akan belajar penelitian ketika mereka mengambil kuliah S2. Saya pernah bertanya ke teman selab yang sedang mengambil S2 “Kenapa anda kuliah S2?”, ia menjawab ingin mendapatkan gaji lebih tinggi. Ia menceritakan jika lulusan S1 hanya mendapat gaji 30 rb- 35 rb NT dollar namun kalua S2 bisa mendapatkan gaji 45rb-50rb NT dollar, 1 NT dollar sekitar rp 500.

Kehadiaran kuliah dikelas dibebaskan
Sejak saya kuliah minggu pertama sampai sekarang, saya tidak pernah menjumpai lembar absensi baik kertas maupun elektronik dikelas. Tidak pernah ada absensi dan tidak ada kontrol kehadiran atau tidak. Hadir atau tidak hadir terserah kita, dosen atau profesor tidak akan pernah bertanya. Apalagi manajemen kampus, ketua jurusan atau petugas TU, imposible menanyakan kehadiran kita di kelas. Silahkan hadir jika kita memang ingin hadir.

Lalu bagaimana cara pemberian nilai, hal ini mungkin hampir sama dengan kurikulum di Indonesia. Terdapat silabus secara online yang dapat kita lihat sebelum kita memilih mata kuliah tersebut. Isinya materi kuliah selama satu semester atau 16 minggu, metode pengajaran dan metode penilaian. Metode penilaian memberikan gambaran jenis penilaian dan bobotnya. Mungkin kita pernah tidak masuk kuliah selama satu semester atau tidak masuk kuliah sama sekali, namun jika kita tetap mengumpulkan tugas, mengikuti ujian dan semua sarat penilaian kita penuhi, mendapat nilai A atau sekitar 90 ke atas adalah memungkinkan.

Realitanya, kehadiran mahasiswa di kelas hampir 90% sampai 100%. Saya tidak tahu mengapa, mungkin karena tingkat kepercayaan dosen ke mahasiswanya tinggi atau tingkat kebutuhan mahasiswa terhadap kuliah juga tinggi.

Metode Kuliah
Pengalaman dari tiga mata kuliah yang saya ikuti plus satu seminar rutin mingguan. Metode kuliah disini hampir bisa dikatakan full ceramah, dosen/ profesor masuk kelas. Menjelaskan materi, sesekali bertanya ke mahasiswa. Jika mahasiswa tidak ada yang bisa menjawab di jawab sendiri. Di akhir penjelaskan, menanyakan ke mahasiswa apakah ada pertanyaan. Jika tidak ya sudah. Selesai. Namun kita bisa memotong ditengah penjelasan jika ada yang ditanyakan.

Mahasiswa mengantuk bahkan tidur, makan minum dikelas, main HP ya dibiarkan sama profesornya. Its ok, up to you. Namun, mungkin kita sendiri yang sungkan. Saya coba menanyakan teman yang kuliah di Eropa, ternyata gaya kuliahnya hampir sama untuk anak teknik.  Apakah ada presentasi dari mahasiswa, kalau melihat silabus tidak ada. Namun ada big project yang harus dikumpulkan di akhir semester.

Metode kuliah tergantung dosen pengajarnya, teman lain bercerita kalau kuliahnya full diskusi dan membuat mahasiswa aktif, seperti metode yang sekarang sedang booming di Indonesia (student centered learning method), namun itu hanya satu kelas saja. Ada juga  dosen yang memberi tugas tiap pertemuan, jadinya setiap minggu harus lebur mengerjakannya. Kalau seperti ini mungkin salah ambil mata kuliah. hehe

Add/drop kuliah
Ada tiga tahap atau tiga jadwal resmi secara online kita dapat menambah atau menghapus mata kuliah yang kita ambil. Tahap pertama ketika sebelum 2 minggu kuliah, tahap kedua minggu ke-3 kuliah, tahap ketiga minggu ke-9 kuliah. Jadi bagi kita yang merasa bakal mendapat nilai jelek di kuliah tertentu, kita bisa menhapusnya di minggu ke-9. Resikonya ya beban kuliah di belakang pasti lebih berat.

Courses untuk S3
Untuk di jurusan saya, Sarat untuk mendapat gelar PhD hanya mengambil 18 credits/ sks atau setara 6 mata kuliah. Biasanya ini di selesaikan pada tahun pertama. Tahun kedua fokus ujian tulis kualifikasi. Tahun ketiga dan ke empat, fokus penelitian dan publikasi, karena sarat publikasi jurnal ini terkenal berat, harus ter indeks SCI. Sebagai gambaran jika paper kita terindex SCI maka otomatis akan terindex Sopus, namun jika paper kita terindex Scopus, belum tentu terindex SCI. Padahal kita tahu di Indo, untuk terindex scopus sja, sudah ngoyo. hehe

Matematika
Saya baru paham pentingnya basic matematika untuk sebuah inovasi ketika saya disini. Dua dari tiga mata kuliah yang saya ambil sekarang full menggunakan matematika, padahal pengalaman saya sebelumnya dan bayangan saya adalah kuliah ini bakal banyak menggunakan software dan aplikasi, namun bayangan saya salah. Contoh pada kuliah computational fluid mechanics, kita akan selalu bertemu dengan persamaan Navier stoke, lagrangian, eurelian, diferensial parsial, integrasi dan segala turunannya serta konco-konconya. Kita akan diajari bagaimana software CFD itu dibuat, bekerja, menganalisa dan bagaimana mengembakan ke depan. Kuliah satu lagi advance combustion, bayangan saya mengenai dalaman mesin dan pembakarannya, namun isi kuliahnya 11 12 dengan kuliah CFD., full matematika.

Hampir semua mahasiswa mengeluh bahwa basic matematika kita yang dari Indo kurang. Bagaimana dengan mahasiswa Taiwan, entah kenapa walaupun muka mereka kelihatannya kurang meyakinkan di kelas. Namun ketika mereka ditanya profesor, diminta menjelaskan dan tugas-tugas yang berhubungan dengan matematika. Mereka dapat menjawab dengan baik. Sepengamatan saya dan beberapa teman Indo, mereka memiliki basic ilmu matematika yang kuat, mungkin S1 nya kuliah-pulang-maen-ikut club saja ya, dan tidak ada skripsi jadinya mereka kuat matematika. hehe. Mungkin juga karena yang lain, entah itu apa, saya belum mengetahui.

Pakaian
Mungkin karena kiblat mereka adalah Amerika atau mereka lebih mementingkan hasil bukan penampilan. Celana kolor pendek, kaos singlet memakai sandal jepit akan kita temui pada mahasiswa cowok yang kuliah dipagi hari bahkan siang hari. Cewek memakai celana atau rok di atas lutut dan memakai tank top terpaksa biasa kita lihat. Di Taiwan tidak ada aturan berpakaian, silahkan berpakaian yang membuat anda nyaman, asalkan progress perkerjaan anda selesai. Bagaimana profesornya, profesornya memakai pakaian rapi ketika di kelas, namun beberapa kali saya melihat professor memakai celana pendek berkaos dan memakai sandal di kampus dan its ok.

Sepeda Pancal
Sepeda pancal menjadi alat transportasi utama bagi mahasiswa yang tinggal di asrama kampus atau yang kos di sekitar kampus. Disini Sudah mejadi kebiasaan kemana-mana memakai sepeda pancal. Di dalam kampus kita hanya akan menjumpai mobil dan sepeda pancal, mobil yang pasti milik professor dan sepeda pancal milih mahasiswa. Jika kita membawa sepeda motor kita harus memarkirkan di pinggiran kampus dan jalan kaki di dalam kampus. Untuk transportasi jarak jauh kita dapat menggunakan kereta, bus dan MRT (seperti kereta cepat bawah tanah yang menghubungkan banyak tempat dalam satu kota, mirip yang sedang dibangun di Jakarta sekarang). Dan berita baiknya, untuk semua transportasi umum, mahasiswa mendapat diskon khusus.

Tainan, 14 Oktober 2018
Erik Sugianto, PhD Scholar di National Cheng Kung University (NCKU)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar