Selasa, 18 Februari 2020

Bebas Finansial untuk PTS


Saya mengkategorikan, ada tiga tipe perguruan tinggi (PT) dari sisi mendapatkan ‘’bola’’ atau mahasiswa. Kita tahu semua, bagi PT jumlah mahasiswa berbanding lurus dengan pemasukan sebuah kampus.

Pertama kampus menunggu bola, kampus ini sudah mapan dan mempunyai nama, umumnya kampus negeri seperti ITS dan UA jika di Surabaya. Mereka tidak perlu promosipun banyak yang antri untuk masuk. Kedua kampus penjemput bola, kampus ini umumnya kampus swasta, walaupun tidak semua kampus swasta di tipe ini. Mereka melakukan promosi besar-besaran untuk mendapatkan mahasiswa, entak itu pameran, expo, kunjungan SMA/K ataupun iklan di media elektronik atau media sosial.

Ketiga, kampus pembuat bola, ini yang akan saya uraikan dalam tulisan ini. Saya memikirkan ini supaya mahasiswa yang kurang mampu dapat kuliah gratis, saya pernah memiliki mahasiswa yang putus kuliah karena tidak ada biaya dan ketika pulang kampung atau entah kemana, kuliah identik dengan biaya mahal. Ya memang betul, namun tidak sepenuhnya benar. Walaupun ada beasiswa, namun kuotanya terbatas dan beasiswa parsial (tidak mengcover semuanya biaya kuliah dan biaya hidup).

Konsep dasarnya adalah pertama, perusahaan butuh dana csr yg wajib d salurkan, terutama untuk daerah sekitarnya atau yang terkena dampaknya, dan mungkin perusahaan itu membutuhkan karyawan sesuai keinginnan atau kebutuhanya. Kedua, anak-anak yg kurang mampu dan atau pinter membutuhkan dana untuk kuliah dan membutuhkan lapangam kerja setelah lulus. Ketika, kita, terutama kampus PTS membutuhkan mahasiswa.

Idenya seperti ini,

Kita tawarkan kerjasama ke perusahaan yangg ada hubuangannya dengan bidang kita, kita menawarkan diri untuk mengelola dana csr meraka dan akan kita gunakan untuk membiayai perkuliahan di jurusan/ departemen/ program studi kita.

Sistemnya bisa hutang atau dipinjami, artinya setelah lulus mereka, mahasiswa, mengembalikan. Entah dengan cara dicicil atau kerja di perusaahan tersebuy setelah lulus, atau umunya malah dana csr tidak perlu mengembalikan

Selain itu, dana csr adalah dana tahunan, kadang-kadang perusahaan malas atau kurang paham bagaimana menyalurkan yang sesuai kebutuhan daerah terdampak,  namun jika dana diberikan bulanan, tawarkan kasihkan ke kita, kita yang mengelola dana csr tersebut.

Jika perlu,  libatkan perusahaan tersebut dalam menyusun kurikulum. Lebih bagus jika expert dari perusahaan tersebut disana mengajar di jurusan kita kita. Ini sesuai dengan saran BAN PT atau Dikti, adanya masukan stakeholder dan kita wajib ada kuliah tamu yang mendatanglan dari luar/industri.

Coba cari perusahaan di dalam negeri.  Lebih mudah jika perusahaan yang sudah mempunyai MoU dengan kampus kita atau perusahaan yang lokasi dekat dengan kampus kita atau perusahaan yang bidangnya sama dengan bidang jurusan kita.

Kalau misal sampai tidak ada semua di dalam negeri, coba ke perusahaan di Luar Negeri perusahaan Luar yang ada di Indonesia. Taiwan, Korea Selatan, Jepang merupakan negara yang prospek karena kebutuhan akan tenaga kerja tinggi, namun jumlah penduduk mereka yang minim.

Dana csr dari LN kursnya gede kalau dibawa ke Indo, untuk bayari kuliah di kampus kita akan terasa ringan bagi mereka. Mereka mungkin akan senang jika diajak kerjasama seperti ini. Spesial taiwan, selain nyambung hubungan, karena kondisi politik Taiwan membutuhkan kerjasama dengan negara lain. Intinya kemungkinan terbuka. yg penting dicoba dulu.

Kalau perusajaan tidak bisa ngasih buat 20 orang, 10 orang saja tidak apa. Tergantung kesanggupan perushaan berapa untuk sanggup memberi kerjasama.

Kampus harus menyiapkan kurikulum dan menjelaskan secara gamblang bagaimana mahasiswa diajar, untuk meyakinkan perusahaan.

Kampus menyiapkan kebutuhan anggaran selama pendidikan dan dijelaskan untuk apa saja. Kemudian  dipaparlan di perusahaan. Intinya jelas dan terbuka di awal. Target siswa, berapa biayanya,  prediksi hasilnya nanti seperti apa.

Tidak harus perusahaan besar, bika juga di cob ke dinas terkait seperti dinas  pendidikan, dinas tenaga kerja, dinas perindustrian, BUMN, BUMD  dan lainnya.

Yang penting dicoba dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar