Selasa, 18 Februari 2020

Perjalanan Surabaya-Singapura-Kaohsiung (Taiwan) setelah Ada Corona

Saya melakukan perjananan pada tanggal 16-17 Februari 2020. Saya berangkat dari Surabaya jam 20.50, kemudian sampai Singapura jam 00.10, selanjutnya melakukan perjalanan ke Kaohsiung pukul 06.25 dan tiba di bandara kaohsiung pukul 10.40.

Surabaya
Tidak ada yang istimewa ketika di Terminal 2 Juanda, mungkin karena keberangkatan sehingga tidak terlalu adanya cek macam-macam, seperti biasa. Cek barang dan koper dan imigrasi. Namun, mulai nampak penumpang yang menggunakan masker.

Singapura
Bayangan saya ketika sampai Singapura akan di cek macam-macam, karena di berita dan medsos terlihat seram. Namun, ketika sampai Changi (Terminal 1) tidak ada pengecekan, saya melihat banyak orang dan sangat ramai padahal jam 12 malam, berbeda dengan berita yang beredar mengatakan Changi sepi. Merekapun kebanyakan tidak memakai masker dan kebanyakan bule (Eropa).

Saya hanya menemui petugas pemindai panas tubuh, itupun hanya diam memantau dan saya hanya menemukan satu tim saja yang bekerja. Kemudian saya ke resepsionis hotel di terminal 1 juga tidak memakai masker, intinya tidak semua petugas bandara memaka masker, malah kebanyakan tidak memakai masker. Saya tidak keluar bandara, jadi saya tidak tahu bagaimana situasi di imigrasi bandaara Changi ketika kita hendak keluar.

Kaohsiung
Ketika di pesawat pramugari memberikan kertas yang untuk diisi, nama, no pasport, no penerbangan, jenis kelamin dan no HP. Kemudian ada 2 pernyataan yang kita tinggal nyentang, isinya yang pertama bahwa kita tidak pernah ke China, makau dan hongkong dan yang kedua bahwa kita tidak sedang sakit pernafasan dan sejenisnya serta tidak sedang membawa obat-obatan. Kemudian di tanda tangani dan beri tanggal.

Saya sarankan isi di pesawat, karena begitu sampai bandara. Setelah keluar garbarata (penyeberangan pesawat dan bandara), ada petugas yang akan meminta, ini yang baru di bandara Kaohsiung. Isi yang lengkap, ada temen yang lupa nyantang jenis kelamin gak bisa lolos karena di minta isi dulu.

Form yang harus diisi sebelum masuk Taiwan.

Jika kita tidak melakukan keduanya (tidak pernah ke China dan tidak sedang sakit pernafasan serta tidak membawa obat obatan) maka kita akan diminta terus. Namun jika mencentang salah satu atau keduanya, maka kelihatannya (saya tidak tahu pasti karena tidak mengamati) akan dilakukan pemeriksaan.

Setelah itu cek imigrasi seperti biasanya dan cek bagasi sebelum keluar bandara (kita di cek tidak sedang membawa daging dll yang peraturan baru tahun lalu). Kondisi di MRT dan stasiun juga biasa saja, ada yang tidak memakai masker dan ada yang tidak, 50:50.

Tainan
Sampai Tainan jam 13an, udara sangat dingin dan lebih dingin dari Kaohsiung. Pagi ini saya liat di HP 11 derajat celcius, namun rasanya lebih dingin dan kalau siang hari 14 derajat, intinya lebih dingin dibanding di pegunungan di Malang. Di Tainan banyak yang tidak memakai masker 60:40, 40 yang memakai masker, 60 tidak.

Karatina
Perlu di ingat, informasi yang saya dapatkan. Setelah di cek di bandara, jika kita terhipotesis ada gejala sakit pernafasan atau yang mirip korona maka akan dilakukan karantina/ isolasi/ monitoring secara mandiri atau di rumah. Bukan di tempat penampungan umum seperti penjara yang kita takutkan. Paling berat sepertinya bagi mahasiswa, seperti di NCKU yang menyediakan karatina khusus di asrama kampus.



Saran
Jika tidak ada hal yang mendesak, belum terlanjur beli tiket yang tidak bisa di refund, atau hal lainnya. Lebih baik tinggal di Indonesia saja dulu, satu-dua bulan kemudian setelah masalah virus ini mereda dan sudah agak panas kembali kesini lagi.

Wallahua’lam
Tainan, 18 Februari 2020

Notes: 
a. Saya tidak mengalami karantina atau sejenisnya karena ketika di bandara Kaohsiung lolos. Namun tidak tahu 2 minggu kedepan apakah ada telpon atau apa dari staff kesehatan Taiwan. 
b. NCKU memberikan pengumuman bahwa mahasiswa yang transit atau berkunjung ke Jepang, Singapura dan Thailand diharuskan mengkarantina  dirinya sendiri di rumah (tidak ke kampus dan tempat umum jika tidak urgent) selama 14 hari setelah kedatangan di Taiwan dan menggunakan masker jika keluar rumah. Jadi ini yang saya lakukan.

Semoga aman semuanya. Aamiin

3 komentar:

  1. Alhamdulillah... selamat datang kembali di Tainan dan NCKU Pak Erik. Semoga penyebaran virus segera berhenti sehingga istri dan anak-anak yang masih di Indonesia segera bisa bergabung lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin, terimakasih banyak pak Wahyu atau bantuannnya. salam

      Hapus
  2. Alhamdulillah,ternyata TK seheboh yg di beritakan...smga sehat selalu mas

    BalasHapus