Sabtu, 10 Desember 2011

Adabul Inal ”Pantang untuk Mebangkang’’



Minimal perlu dua hal untuk mencapai tingkatan seorang kader yang memiliki jiwa adabul inal atau sifat pantang untuk membangkang, yakni menjaga integritas diri dan menjaga hubungan dengan Allah SWT.

Kenapa perilaku membangkang sangat dihindari, karena perilaku ini adalah salah satu ciri setan seperti ketika iblis membangkan perintah Allah SWT untuk sujud ke Nabi Adam as. Selain itu sifat membangkang juga sifat menyimpang dari sifat manusia, ketika ia membangkang artinya ia merasa lebih baik. Dampaknya adalah perpecahan, ketidak kompakan dan munculnua faksi-faksi kecil dalam gerakan dakwah. Karena keberhasilan dakwah salah satunya disebabkan kesolidan tim.

Seperti terlihat pada ayat 28 surat Al Kahfi, ”Dan bersabarlah engkau orang yang menyeru kepada Allah SWT dalam pagi dan petang’’.  Ayat itu menjelaskan betapa pentingnya besabar bagi seorang aktivis dakwah, karena ketika kita bersabar dalam dakwah maka artinya kita berkumpul  dengan orang-orang baik yang bersabar dalam dakwah.

”Dengarlah dan taatlah, meskipun yang menjadi pemimpin adalah seorang budak. Walaupun kepalanya seperti kismis,” itu adalah salah satu ungkapan ahli ilmu dan pemimpin yang menunjuk orang untuk menjadi wakilnya. Meskipun ada hal yang tidak mengenakan dari ia, kita diminta untuk menerima dan meneruti ia. Karena belum tentu kita lebih baik darinya.
 
Ada beberapa sebab-sebab membangkan yakni merasa lebih baik, adanya perdebatan dan ini harus dihindari karena akan muncul sifat ingin menang sendiri serta keinginannya ingin menjadi seorang pemimpin atau bernafsu ingin menjadi seorang pemimpin.

Oleh karena itu kita harus dapat mengambil pelajaran surat As Shaf yang isinya orang beramal, amalnya harus nyata dan menjadi tauladan, menunjukan kesolitan tim, mengetahui dakwah pasti akan timbul problematika dan dakwah pasti ada tantangan baik dari internal maupun eksternal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar