Selasa, 13 Desember 2011

Romawi pun Terbirit-Birit


Setelah penakhukan Makkah pada 8 H, pada tahun 9 H berlangsunglah perang Tabuk. Kondisi pada saat itu panas dan dalam kondisi paceklik yang sangat panjang. Namun ketika hendak berangkat, kebun-kebun kurma berbuah dan panen. Ketika perang ini, pasukan muslim menghadapi 40.000 pasukan Romawi, sedangkan umat muslim berjumlah 30.000 orang. Serta sebelum perang ini, Rasulullah juga mengumumkan akan berperang kepada seluruh umat muslim Madinah, Makkah dan wilayah lainnya. Tujuannya Rasulullah memobilisasi massa umat muslim saat itu.

Ketika hendak perang ini, sebenarnya Ustman hendak berdagang ke Syam dengan membawa 200 ekor unta, namun ada seruhan untuk melakukan perang, maka Ustman menyedekahkan semuanya ke Rasulullah. Kemudian ia menambah lagi dengan  900 unta plus pelana plus perlengkapannya dan 100 ekor kuda, 1000 dinar yang 1 dinar samadengan 4.25 gram emas. Dan jika ditotal dengan uang maka Ustman telah menyumbang Rp 10 Milyar lebih.

Abu Bakar tidak mau kalah, ia menginfakan seluruh hartanya yakni 4000 dinar. Kemudian Abdurahman bin Auf juga menyumbang 4000 dinar. Umar bin Khattab mensadaqohkan separo hartanya, dan tak ketinggalan juga Ali bin abi Thalib yang hanya punya 4 dinnar, ia menyumbangkan semua.

Selain itu, terdapat hal lain dalam perang tabuk yang unik. Yakni cara kaum muslimin menyambut datangnya seruan Rasulullah atau biasa disebut empat aspek Rahul Istijabah. Pertama istijabah fikriyah yaitu menyambut dengan pikiran dan dengan sadar.

Kedua istijalah nafsiyah yakni menyambut dengan perasaan atau emosi. Istijabah maa’liyah yakni menyambut dengan harta, dan yang terakhir adalah istijabah harakiyah yakni menyambut dengan aktivitas.

Sebenarnya dalam memenangkan sebuah perang terdapat empat sektor kekuatan yang sangat berpengaruh yakni kekuatan ideologi, kekuatan ekonomi, kekuatan ilmu dan yang pamungkad adalah kekuatan politik dan persatuan.

Walaupun sudah mengumpulkan banyak infaq dan shadaqoh, namun akomodasi untuk perang tabuk masih kekurangan. Setiap 18 orang hanya mendapatkan satu ekor unta, pasukan muslim menggunakan dedaunan untuk membasahi mulut, dan terpaksa menyembelih unta walaupun sangat sedikit daging dan airnya.

Ketika sudah hampir sampai tempat perang, perang dibatalkan. Romawi kelihatannya enggan dan mengakui kekuatan muslim ketika itu. Walaupun tidak terjadi perang, ada hikmah yang di ambil. Kabilah di Tabik yang masuk islam setelah mengetahui kehebatan kaum muslim dan karena hidayat Allah SWT.

Selain itu, perang ini juga menghikmahkan cara mengfilter orang-orang munafik, salah diantaranya beberapa orang yang tidak berangkat perang.

Setelah sampai di Madinah, Rasulullah langsung menuju masjid dan sholat 2 rakaat. Para orang munafik dan yang tidak ikut berperang duduk disana dan menemui rasullulah untuk minta maaf tidak ikut perang, rasul memafkan dan mendoakan mereka.

Namun,  ada tiga orang mukmin yang tidak ikut perang. Dan mereka mengakui bahwa mereka tidak punya uzur untuk tidak ikut perang. Dan rasullulah menghukum mereka dengan didiamkan seluruh umat muslim, sedangkan 80 orang munafik tadi di biarkan, tidak di hukum.

Ini megambarkan bahwa cara mendidik rasulullah kepada kader yang sudah paham dan punya loyalitas berbeda dengan orang biasa. Ditengah ujian, salah satu sahabat bernama Kaab didatangi surat dari raja Romawi untuk jadi penggede di Romawi tapi ia menolak dengan tegas. Kisah saat ini ditutub dengan turunnya ayat 117 surat At Taubah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar