Senin, 19 Desember 2011

Inilah Kisah Penakhlukan Makkah



Pada tahun 8 H, Pasukan muslim diperang mu’tah yang dipimpin khalid bin walid kembali tanpa kemenangan. Perang ini adalah perang antara umat muslim dan bangsa Romasi. Pada perang mu’tah ini tiga panglima gugur. Mereka adalah zaid bin haritsat, ja’far bin Abi Thalib dan Abdullah bin Rawallah.

Ketika kondisi seperti ini orang quraise merasa saatnya untuk mengingkari perjanjian Hubaydiyah. Akhirnya orang quraise di bawah pimpinan Ikrimah bin  Jahal secara diam-diam dan tiba-tiba menyerbu bani khuzaah yang telah masuk islam setelah Hubaydiyah, bani ini merupakan keluarga yang berpihak pada rasul. Akibat penyerangan tiba-tiba  ini orang khuzaah meninggal dunia.

Setelah itu, tokoh Khuzaah Ami’ bin salim melaporkan hal ini ke Rasulullah SAW di madinah. Mendapatkan laporan ini, Rasul memerintahkan semuanya bersiap-siap. Sebelum berangkat Rasullah berdoa supaya tidak sampai banyak korban berjatuhan.

Rasulllah berdoa supaya penyarangan ke Makkah tidak diketahui orang qurais, supaya orang quraise tidak sempat melakukan persiapan penyerangan dan kemenangan dapat di dapat tanpa pertumpahan darah.
Namun, ada seorang sahabat, Hatib bin Ali Baita’a membocorkan hal ini dengan berkirim surat ke Makkah melalui budak bernama Sarah. Isinya bahwa memberitahukan bahwa Rasul akan menyerang Mekkah, namun Rasulullah akhirnya mengetahui penghianatan sahabatnya melalui  pemberitahuan dari Malaikat. Kemudian Rasul memerintahkan Ali dan zubaid untuk mengejar wanita itu.

Kemudian Rasul memanggil Hatib, Rasul ingin tahu kenapa Hatib sampai melakukan penghianatan tersebut. Akhirnya, Hatib menjelaskan bahwa Ia ingin keluarganya selamat, karena takut ketika perang dan keluarganya akan menjadi korban. Dan dengan mengirim kabar ke Makkah ia berharap keluarganya  akan di jamin keselamatan oleh pemimpin Quraisi.

Setelah itu Rasul memaafkan kesalahan Hatib dan meminta para sahabat juga memaafkan.  Kemudian Rasul memimpin pasukan 10.000 baju besi pergi ke Makkah. Sebelum berangkat Rasul berpesan dan menekankan supaya jangan sampai melakukan pertempuran dan jangan meneteskan darah kecuali dalam kondisi terpaksa.

Strategi yang digunakan Rasul juga spesial, Rasul memerintah Zubaid memimpin pasukan untuk masuk Makkah dari sebelah utara atau sayap kiri, Khalid bin walid memimpin pasukan untuk masuk dari bawah atau sayap kanan, Saad namun dalam pelaksanaan di ganti anaknya Qais karena niat Saad yang tidak lurus yakni ingin balas dendam dan pasukan terakhir dari depan dipimpin langsung Rasullullah.

Orang Quraise tidak bisa apa-apa, mereka menyerah tanpa perlawanan. Ada perlawanan namun tidak besar dan menimbulkan hanya sedikit korban. Salah satu pemimpin quraise, masuk islam karena takut. Abu Sofyan yang seorang pemimpin perang quraisy berkata, ’’ Muhammad sekarang datang yang tak kan kamu lawan. Tetapi barang siapa ke Rumah Sofyan orang itu selamat, menutup pintu rumahnya orang itu selamat dan barang siapa masuk ke dalam masjid maka orang itu juga selamat,’’.

Rasullullah memaafkan seluruh penduduk Makkah kecuali 17 orang, namun beberapa waktu kemudian semua orang itu juga dimaafkan oleh Rasulullah SAW. Hal pertama yang dilakukan Rasulullah ketika menduduki Makkah adalah membersihkan ka’bah dari berhala dan gambar-gambar syirik. Kemudian Rasul meminta bilal untuk melakukan azan dan sholat di ka’bah.

Ada beberapa kejadian penting yang mengiringi setelah penahlukan Makkah, diantaranya masuk islamnya Abu Sofyan, masuk islamnya 3 pemimpin besar qurais termasuk Abu Jahal, perempuan-perempuan penting quraisy juga masuk islam.

Ada sebuah kisah utama yang mencerminkan penerapan hukum islam secara tanpa tebang pilih. Suatu saat, seorang wanita dari kaum bangsawan Makkah dari kaum Makkhzum mencuri dan ketahuan, Rasul memerintahkan untuk hukum potong sesuai sariat islam. Namun keluarga wanita tersebut membujuk Rasul melalui Usamah bin zaid, anak angkat kesayangan Rasullulah. Namun dengan tegas, Rasul menolak dan menerapkan hukuman sesuai syariat.

Ungkapan Rasul ketika menjawab permintaan Usamah yakni, ’’ Seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, maka akan dipotong tanganya,’’.

Sebenarnya, ada beberapa tujuan dalam penakhlukan Makkah yakni diharapkan tidak terjadi pertumpahan darah, peletakan aturan atau undang-undang di Makkah  dan setelah penakhlukan turun sebuah surat pendek An Nasr. Hikmah dari surat tersebut adalah ungkapan rasa syukur ada beberapa tingkatan, dan yang paling rendah adalah beristghfar atas nikmat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar